PEMETAAN
POLITIK
1. Pemetaan Perilaku Pemilih
•Memetakan pemilih berdasarkan
demografi dan preferensi politik
(menentukan market, atau konstituen
secara tepat dengan mengikuti aturan wilayah dan pandangan politiknya)
•Memetakan isu-isu strategis lokal
(Menyusun Visi dan Misi yang sesuai
dengan keadaan masyarakat atau konstituen di daerah pemilihan)
•Memetakan nama-nama yg berpotensi
menjadi kawan dan lawan
(Menginventarisir kekuatan dan
kelemahan yang berasal baik dari konstituen atau kompetitor)
•Memetakan media komunikasi yg
efektif digunakan oleh pemilih
(Penyesuaian penggunaan media dalam
dalam memberikan informasi yang bersifat sebagai promosi)
Output: Strategi Mempengaruhi Perilaku
Pemilih
2. Pemetaan Jaringan
•Inventarisir Jaringan yang potensial
jadi mesin politik
(Internal dan Eksternal, baik dari
kader partai internal maupun dari konstituen bebas)
•Memetakan wilayah dari masing2
jaringan
( Jika diperlukan adanya Maping)
•Inventarisir Nama-nama yang
memiliki potensi menjadi tim sukses
(susun dan bentuk tim sukses dengan
komponen terstruktur)
Ouput: Strategi Mobilisasi
STRATEGI MOBILISASI
A.
PEMBANGUNAN JARINGAN DAN ORGAN POLITIK
Ø Design Struktur tim sukses
Ø Pembentukan tim sukses tingkat kecamatan
dan desa
Ø Perluasan jaringan sosial.
B.
PELATIHAN MANAJEMEN TIM SUKSES
Ø Pemahaman perilaku pemilih,
Ø Organisasi tim sukses,
Ø Media kampanye,
Ø Targeting,
Ø Penyusunan dan evaluasi program
C.
PENYUSUNAN PROGRAM PEMENANGAN
Ø Design program kunjungan
Ø Orasi Politik (penyampaian visi dan
misi)
Ø Aksi sosial,
Ø Peresmian,
Ø Kontrak politik,
Ø Turnamen,
Ø Pawai,
Ø Hiburan,
Ø Komunikasi tradisional,
Ø Komunikasi multimedia dan
alternatif
D.
PEMENUHAN PERSYARATAN PENCALONAN
Ø Dukungan partai politik
Ø persyaratan administrasi KPU
E.
PEMBENTUKAN TIM KAMPANYE
F.
PEMBENTUKAN TIM SAKSI
G.
PEMBENTUKAN TIM MOBILISATOR
TUJUAN :
1. Membangun organisasi pemenangan
Caleg yang Efektif dan Efisien
2. Mendesign kerangka kerja
organisasi yang jelas dan terukur
3. Menentukan target-target
pemenangan dan jadwalnya.
STRATEGI PENCITRAAN
·
PEMBENTUKAN
MEDIA CENTER
Ø Mengorganisasi program,
Ø Membuat target dan evaluasi program
pencitraan kandidat
·
STRATEGI
KOMUNIKASI MEDIA CETAK, RADIO DAN TELEVISI
Meliputi
: Design, contain, timming, volume dan budgeting
(Contoh
: Kalender, pamflet, leaflet, sticker, Audiensi ke Surat Kabar atau radio dll)
·
STRATEGI
KOMUNIKASI MEDIA OUTDOOR
Meliputi
: Design, isi, timming, volume, budgeting
(Contoh
: Kaos, poster, spanduk, rontag, baliho dll)
·
STRATEGI
KOMUNIKASI SOSIAL
Meliputi
: Design, isi, timming, volume, budgeting
(Sosial media di Internet misal :
Facebook, Twiter dll), memperbanyak jumlah kunjungan ke daerah pemilihan, dan
pengenalan pribadi serta penyampaian visi dan misi.
·
STRATEGI
KOMUNIKASI TATAP MUKA
Ø Arisan
Ø Rapat warga (RT, RW, dukuh, dlll)
·
STRATEGI
KOMUNIKASI ALTERNATIF
Ø Mobilisasi massa melalui seni dan
budaya
Ø Mengadakan lomba
Ø Membentuk barisan, pasukan
pemenangan
TUJUAN :
1. Membentuk citra diri kandidat
sesuai dengan visi, misi dan target pemilih,
2. menentukan media komunikasi
politik yang efektif
3. Mendesign isi komunikasi politik
4. Mempengaruhi isi liputan media
massa
“Cara promosi
paling efektif adalah dari mulut ke mulut.
Beriklan itu penting, karena sama dengan berinvestasi. Beriklan politik
tidak sama dengan cara kerja petani yang menanam padi lantas 3—4 bulan panen.
Beriklan politik seperti menanam jati, lama dan perlu dirawat,”
MAPPING
WILAYAH YANG DI GARAP
oleh Tim Pemenangan Caleg atau Tim Sukses.
1. WILAYAH DALAM :
Wilayah ini adalah wilayah dimana domisili
anda, yang sangat memungkinkan untuk meraup suara maksimal, dikarenakan faktor
populisnya anda di wilayah tersebut, dan menciptakan emosi history ataupun
emosi personal.
2. WILAYAH LUAR :
Wilayah ini adalah
wilayah yang mengelilingi wilayah domisili anda, di luar RT, RW, dukuh dan desa
anda, prosentase raupan suara maksimal sekitar 25% dengan asumsi sosialisai dan
kunjungan ke daerah tersebut dalam tingkatan kedua setelah wilayah dalam.
3. WILAYAH TAMBAHAN/
SUPLEMEN:
Wilayah ini adalah
wilayah pemanfaatan terhadap, sodara, kawan (kenalan) ,kader dan kader yang ada di luar wilayah anda dan masih
termasuk dalam dapil anda. Asumsi sosialisasi dan kunjungan maksimal hanya ± 15% dari total sosialisai dan
kunjungan anda selama waktu efektif.
Sehingga
pada kesempatan ini pula saya sampaikan konsep baru yang mungkin akan terkesan
idealis tetapi sangat realistis dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini yaitu
sebuah konsep “Edukasi Politik”
Edukasi
Pollitik adalah strategi politik pemenangan
Pilkada, Pileg, dan Pemilu dengan memberikan pendidikan atau pelatihan ataupun
sebuah stigma atau pandangan politik yang bermartabat dan yang bermanfaat untuk
masyarakat sehingga memiliki efek jangka panjang dan bermanfaat bagi bangsa
Indonesia yang sedang membangun.
Dengan kata lain Edukasi Politik adalah pemahaman tentang
politik baik dilihat dari fungsi atau manfaat, cara atau tata laksana serta
implementasinya kepada masyarakat penerima kebijakan yang dihasilkan dari kerja
politik.
Saat ini masyarakat terlalu sering
dimanfaatkan oleh kepentingan elit politik yang berkuasa sehingga yang terjadi,
masyarakat hanya menjadi penonton atas keinginan dan aspirasi mereka yang tidak
pernah tercapai.
Peluang inilah yang akhirnya
ditangkap oleh elit politik untuk “membeli” suara rakyat untuk mendukung mereka
menjabat sebagai DPRD, DPR RI, maupun pemegang kekuasaan lainnya. Dari
ketidaktahuan masyarakat tentang politik mengakibatkan kesempatan para caleg,
cawali, cabup, cagub dan capres membeli suara tersebut, sehingga yang terjadi di
periode mereka memimpin merekapun hanya akan diam tanpa melakukan yang
sekiranya bisa membela konstituennya atau rakyat pemilihnya karena mereka merasa sudah membeli suara
rakyat yang diwakilinya.
Contoh lain masyarakat kita terlalu sering menikmati hasil
di awal dari pada di belakang, sehingga Konsep KeTuhananpun sering dilupakan.
Konsep KeTuhanan merupakan sebuah perintah untuk patuh menjalankan perintahnya
dan menjauhi larangannya yang mempunyai hasil di belakang yaitu akherat yang
abadi dan yang lebih menyenangkan akan tetapi masyarakat sering tidak
menghiraukan kaidah itu dan lebih memilih menikmati yang ada saat ini. Oleh
sebab itu perlu ada suatu gebrakan yang berani menantang menuju perubahan yang
lebih baik dengan Edukasi Politik.
ASUMSI
PENGHITUNGAN SUARA DI DAERAH PEMILIHAN
CALEG DPRD I
Jumlah pemilik suara di daerah pemilihan setelah
dilakukan pemutakhiran data dari panwaslu
Misal :
1. Jumlah suara (DP4) Kota Yogyakarta tahun 2009 : 341.000 suara
2. Jumlah Kecamatan di Kota Yogyakarta : 14
Kecamatan
2. Jumlah Partai peserta pemilu :
12 partai
3. Rata-rata Caleg/ partai :
7 orang (7 orang x 12 partai = 84 orang)
DP4 : Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
Penghitungan :
341.000 suara : 14 kecamatan = 24.358 suara / kecamatan
(Rata-rata dapil terdiri dari 3 kecamatan)
24.358 suara x 3 kecamatan = 73.074 suara
73.074 suara : 12 partai = 6990 suara/partai
6990 suara : 7 orang (caleg) = 870 suara
Jika total suara terbagi seperti diatas maka tidak
akan ada calon legislatif yang memperoleh suara absolut atau mutlak, dan ini
bisa dipastikan akan terjadi.
Sehingga yang sangat dimungkinkan dilakukan oleh
masing-masing caleg adalah optimalisasi perolehan suara di daerah domisilinya,
dan apabila yang terjadi di tiap dapil mendapat jatah kuota anggota legilatif
sebanyak 9-10 orang maka nilai suara amanpun akan berubah. Dalam hal ini dapat
saya contohkan seperti dibawah ini :
v Dapil
memiliki 73.074 suara
v 12
partai peserta pemilu
Kuota anggota legislatif tiap-tiap dapil misal 9
orang, berarti 73.074:12 partai = 6090 suara dan dibagi kepada 9 orang dan misal
masing –masing mendapat nilai yang sama yaitu 677suara tiap caleg tiap partai,
Maka Angka atau suara 677 tersebut merupaka angka 50% untuk jadi anggota dewan,
sehingga mesin politik atau tim sukses harus mampu mencapai target 50% plus 1
untuk dapat mengamankan 1 kursi.
Dengan asumsi total suara belum dikurangi dengan
kemungkinannya yang suara rusak, suara tidak digunakan atau abstain, maka sangat dimungkinkan
perhitungan suaru tersebut juga akan mengalami perubahan, akan tetapi kewajiban
tim sukses minimal mampu mencapai suara aman untuk mendapatkan 1 kursi.
Diawal saya sebutkan
untuk optimalisasi jumlah suara maka caleg wajib optimalisasi raupan suara di
daerah domisillinya, dikarenakan tingkat populis caleg dan emosi personal mudah
di dapat dari masyarakat sekitar dimana anda tinggal.
Dalam pencapaian suara untuk memenangkan salah
seorang kandidat dibagi dalam 3 (tiga) tahapan :
1. Push Political Marketing : strategi pemasaran
produk politik secara langsung ke pemilih
2. Pull Political Marketing : Strategi penyampaian
pesan yang dilakukan melalui media massa baik elektronik, cetak, luar ruang,
Mobile +Internet.
3. Pass Political Marketing : Strategi penyampaian
pesan melalui individu, kelompok atau organisasi yang mempunyai pengaruh.
Terima kasih sudah memberikan edukasi politik yg sangat bermanfaat
BalasHapusSilahkan, trimakasih
HapusIzin copas
BalasHapusMonggo, dipersilahkan
Hapusteori ini lumayan membangun pendidikan politik masyakarat
BalasHapusTerimakasih atensinya
HapusIzin copas ya pak. Terima kasih
BalasHapusSangat bagus
BalasHapusNice education.....
BalasHapusIzin copas ya...
BalasHapus